Arsip Kategori: Pulsar

Bursanya Spare Part & Suku Cadang Bajaj Pulsar

Para biker bajaj pulsar dapat menemukan berbagai macam spare part bajaj pulsar dijual disini. spare part yang dijual merupakan import langsung dari india baik yang original dan vendor. Banyak spare part yang dijual merupakan spare part yang banyak dicari oleh para pengguna pulsar. Berikut ini beberapa komponen pulsar yang dijual di bursa bajaj pulsar kami

1. Kampas Kopling Pulsar p135/P180 UG3&UG4/Pulsar P200/Pulsar P200NS/Pulsar P220
2. Gearset yang terdiri atas gir depan/belakang dan set rantai
3. Aki Pulsar p135/P180 UG3&UG4/Pulsar P200/Pulsar P200NS/Pulsar P220
4. BCU kelistrikan Pulsar p135/P180 UG3&UG4/Pulsar P200/Pulsar P200NS/Pulsar P220
5. Kampas rem depan dan belakang Pulsar p135/P180 UG3&UG4/Pulsar P200/Pulsar P200NS/Pulsar P220
6. headlamp
7. kiprok Pulsar p135/P180 UG3&UG4/Pulsar P200/Pulsar P200NS/Pulsar P220
8. SPull Pulsar p135/P180 UG3&UG4/Pulsar P200/Pulsar P200NS/Pulsar P220
9. CDI Pulsar p135/P180 UG3&UG4/Pulsar P200/Pulsar P200NS/Pulsar P220
10. dan masih bayak lagi yang lainnya

Untuk lengkapnya anda dapat melihat melalui dengan klik katalog pada menu diatas. Pastikan spare part bajaj pulsar yang anda gunakan adalah original dan substitusi hanya untuk bajaj pulsar.

Spesifikasi Aki Motor Bajaj Pulsar

Bagi para pengguna pulsar penggunaan aki yang sesuai dengan spesifikasi merupakan suatu keharusan karena penggunaan aki yang tidak sesuai dengan arus yang dikeluarkan akan membuat pulsar anda rentan rusak komponen kelistrikannya. Untuk bajaj pulsar sendiri tersedia 2 type :

  1. Bajaj Pulsar P135 menggunakan arus aki sebesar 5A untuk aki nya
  2. Bajaj Pulsar P180/P200/P220 menggunakan arus aki sebesar 9A untuk aki nya

Untuk type aki sendiri ada 2 jenis yaitu aki basah dan aki kering. keunggulan aki kering adalah minimal perawatan dan tentunya anda tidak akan dipusingkan dengan pengecekan aki secara berkala. Untuk itu kami menyediakan aki kering Merk Motobatt yang terkenal dengan kehandalannya yang mampu membuat aki anda tahan lama tanpa repot melakukan pengecekan dll.

Pulsar tidak bisa di starter tapi Motor Starter masih bekerja?

berikut ini pengecekan yang bisa anda lakukan apabila kondisi motor pulsar anda tidak bisa di starter namun kondisi motor starternya masih bekerja.

1. Lepas busi kanan/kiri. Pasang busi di cop karetnya kemudian dekatkan ke bodi mesin. Starter. Apakah ada loncatan bunga listrik?
  • Ada : busi dan arus listrik dari CDI bagus. lakukan pengecekan sistem supply bensin-karburator (Step5)
  • Tidak ada -> step 2
2. Lepaskan cop karet dan businya. Dekatkan kabel koil ke body, lalu starter. Apakah ada loncatan listrik?
  • Ada: CDI dan pulser bagus. Busi mati dan Periksa sistem supply bensin-karburator (Step5)
  • Tidak ada -> step 3

Tidak -> Pulser rusak, harus diperbaiki/diganti3. Lihat diagram di atas. Copot kabel White/Red (W/R) dari sambungan CDI. Ini adalah kabel ke arah pulser. Gunakan Avometer, dan set 400V AC lantas sambung seri: pulser-> kabel merah (+) Avometer; kabel hitam (-) Avometer -> CDI. Starter dan lihat apakah jarum Avometer menyimpang?
  • Menyimpang -> Pulser Bagus, ke step 4
4. Sambungkan kembali kabel pulser, lantas copot kabel Black/Red (B/R) pada CDI. Ini adalah kabel ke aerah koil.
Set Avometer ke 400 V DC. Sambung seri: CDI-> Kabel merah Avometer (+); kabel hitam Avometer (-) -> Koil. Starter dan lihat apakah jarum Avometer menyimpang atau tidak:
  • Menyimpang -> CDI bagus, kemungkinan Coil rusak. Gunakan Avometer untuk memeriksa koil. Stel AVO meter posisi OHM, periksalah harga tahanan primary coil dengan mengukur antara terminal positif dan negative. Harga tahanan 1.3 – 1.6 ohm. Lantas periksa secondary coil sbb: posisikan selector pada posisi K ohm. Ukur tahanan antara terminal positif dengan terminal tegangan tinggi coil (cop busi). Harga tahanan 10.7- 14.5 ohm.
  • Tidak menyimpang -> CDI mati harus diganti
5. Bila problemnya ada pada saluran bensin-karburator, cek apakah pada mangkok karbu terdapat air? Buang bensin pada mangkok karbu dan pasng kembali. Bila tidak ada bawalah karbu ke tukang karbu untuk dibersihkan
demikian tips singkat untuk motor pulsar yang tidak bisa di starter namun kondisi motor starternya masih berfungsi dengan baik.

Temukan harga saklar pulsar disini

Anda mencari saklar pulsar? Apa anda ingin melakukan modifikasi saklar pulsar anda? Atau anda pemilik motor lain namun terkesan dengan tampilan lampu LED di saklar pulsar? Anda bisa mendapatkan harga saklar pulsar disini.

Bagi anda para pengguna motor bajaj pulsar tentunya tidak asing melihat tampilan saklar atau holder pulsar terutama untuk type pulsar P135 dimana akan dibuat kagum karena adanya LED di saklar lampunya yang akan membuat orang lain berdecak kagum akan keindahannya.

saklar pulsar 135

Bagi   pengguna motor lainnya juga bisa melakukan modifikasi saklar dengan menggunakan saklar pulsar p135 sehingga tampilan saklar motor anda akan tampil beda. Bagi pengguna motor bajaj pulsar selain p135 tentunya akan berfikir untuk melakukan modifikasi saklar karena pada motor pulsar setelah keluaran P135 bajaj pulsar memakai BCU sebagai regulator kelistrikan pulsar yang berupa kotak yang ada di dalam lampu depan. Apabila BCU rusak maka anda harus merogoh kocek agak dalam karena harga BCU pulsar yang relatif mahal.

Dengan melakukan modifikasi pada saklar dengan menggunakan saklar pulsar P135 maka peran BCU akan tergantikan karena tidak bergantung pada fungsi BCU. BCU sendiri pada pulsar selain P135 merupakan komponen yang canggih yang mengatur semua fungsi elektrical yang ada di motor pulsar selain p135 dan akan membuat pusing para pengguna pulsar apabila komponen ini rusak.

Harga saklar pulsar P135 per November 2016 adalah sebesar Rp. 270.000 per pasang. Saklar pulsar P135 ini diproduksi oleh produsen otomotif terkemuka Minda Otomotif sehingga kualitas dan durability yang sangat handal.

Apabila anda ingin mengetahui harga saklar pulsar p135 terkini anda dapat menghubungi kami melalui SMS/ What’App/ Call di nomer yang tersedia di website kami.

Ingin tahu Ukuran Klep Motor Bajaj Pulsar?

ukuran klep yang ada di motor pulsar berbeda beda tergantung dari type motor pulsar anda. berikut ini merupakan penjelasan ukuran klep untuk masing masing model motor pulsar.

klep in out

klep pulsar

Ukuran Klep Motor bajaj Pulsar P180
Diameter payung in 30mm
Diameter payung ex 26mm
Diameter batang 4.5mm
untuk type klep ini juga cocok untuk merubah klep besar fu dan MX

Ukuran Klep Bajaj pulsar 220 cc
Batang klep : 4,5mm
Diameter klep in : 31mm
Diameter klep ex : 26mm

nah, dari informasi ukuran klep pulsar diatas bagi motor lain yang ingin mengganti klep motornya dapat juga menggunakan klep motor pulsar dengan mengacu pada ukuran klep motor diatas.

untuk harga klep in dan out bajaj pulsar, anda dapat menanyakannya kepada kami melalui saluran komunikasi yang tersedia. Bagi anda yang ingin melakukan modifikasi klep ke motor lainnya selain bajaj pulsar harap untuk memperhatikan ukuran yang ada diatas

Persamaan suku cadang dan spare part motor bajaj pulsar

Para pengguna pulsar di tanah air lagi dipusingkan dengan ketersediaan spare part bajaj pulsar yang langka di tanah air ini karena secara resmi bajaj pulsar telah menghentikan support resmi untuk bengkel bengkel yang ada di indonesia. Para rider pulsar yang telah membeli tentunya ingin terus menggunakan motor bajaj pulsarnya  sehingga beberapa rider berusaha untuk mencari persamaan spare part dengan motor lainnya.

part-motor

Namun hal ini tentunya tidak mudah dan secara spesifikasi tidaklah bagus mengganti spare part pulsar dengan menggunaan persamaan spare part pulsar karena bisa berakibat tidak maksimalnya kinerja bajaj pulsar anda.

Bagi anda para pengguna pulsar sekarang tidak perlu kuatir lagi karena kami menjual spare part dan suku cadang bajaj pulsar dengan meng import langsung dari india sehingga ketersediaan spare part pulsar anda akan terjamin.

Tentunya spare part yang kami jual bukanlah persamaannya karena kami hanya menjual spare part yang memang di khususkan untuk pulsar anda sehingga akan menjamin kompatible dengan pulsar anda. Jadi mulai sekarang anda tidak perlu mencari persamaan spare part pulsar anda karena kami akan berusaha menyediakan berbagai macam spare part pulsar sesuai dengan kebutuhan anda.

Mesin Pulsar Panas Tapi Sulit Stater? Ini Penyebabnya

beberapa pengguna bajaj pulsar mengeluhkan kalau pada saat mesin panas namun malah susah di starter. kondisinya dinamo starternya hidup, switch starter juga gada masalah tapi pada saat di starter ada suara “Ceeeiiingg”. namun kalau kondisi mesin masih dingin maka mesin bisa dinyalakan secara normal. ada pengguna biasanya memiringkan ke kiri lalu di starter pada posisi motor dalam kondisi miring, kalau gak mau nyantol juga dimasukkan ke dimasukan ke gigi 2 terus di mundurkan motornya sampai terdengar suara “ceeeng” terus di coba lagi.

Penyebab dari permasalahan tersebut sering menimpa para pengguna bajaj pulsar P200 dan P180 UG4 terutama untuk motor usia 3 tahun ke atas. kalau pas kondisi ini terjadi suruh dorong pasti menyiksa banget kan? permasalahan tersebut sering muncul dari bodycomp starter karena ada plastik putih yang sudah tergerus sehingga menyebabkan starter nggak mau memutar mesin.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut baiknya anda mengganti Bodycomp dan bsc kit nya. anda dapat melihat spare part bodycomp dan BSC kit seperti dibawah ini

bodycomp-pulsar

Anda dapat melihat untuk penampakan bodycomp pulsar untuk sebelah atas dan bsc kit nya untuk sebelah bawah. ketika motor bajaj pulsar sulit untuk di starter ketika kondisi motornya panas maka kemungkinan terbesar disebabkan oleh rusaknya komponen bodycomp dan bsc kit nya

 

Konsep Dasar CDI pada Motor Bajaj Pulsar

Anda tentu sudah sangat mengenal CDI pada bajaj pulsar anda. CDI merupakan komponen pengapian pada mesin bajaj pulsar anda. untuk mengetahui lebih detail bagaimana konsep dasar CDI bekerja maka simak tulisan yang disadur dari blog sebelah ini

CDI atau Capacitor Discharge Ignition adalah sistem pengapian pada mesin pembakaran dalam dengan memanfaatkan energi yang disimpan didalam kapasitor yang digunakan untuk menghasilkan tengangan tinggi ke koil pengapian  sehingga dengan output tegangan tinggi koil akan menghasilkan spark di busi. Besarnya energi yang tersimpan didalam kapasitor inilah yang sangat menentukan seberapa kuat spark dari busi untuk memantik campuran gas di dalam ruang bakar. Semakin besar energi yang tersimpan didalam kapasitor maka semakin kuat spark yang dihasilkan di busi untuk memantik campuran gas bakar dengan catatan diukur pada penggunaan koil yang sama. Energi yang besar juga akan memudahkan spark menembus kompresi yang tinggi ataupun campuran gas bakar yang banyak akibat dari pembukaan throttle yang lebih besar.

skema-cdi

Skema CDI secara umum 

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa CDI yang kita pasang untuk pengapian sangat berpengaruh pada performa kendaraan yang kita gunakan. Hal ini disebabkan karena dengan penggunaan pengapian yang baik maka pembakaran di dalam ruang bakar akan tuntas dan sempurna sehingga panas yang dihasilkan dari pembakaran akan optimal. Kenapa panas sangat berpengaruh? Karena disain dari mesin bakar itu sendiri, yaitu mengubah energi kimia menjadi energi panas untuk kemudian diubah menjadi energi gerak. Semakin panas hasil pembakaran di ruang bakar artinya semakin besar ledakan yang dihasilkan dari campuran gas di ruang bakar sehingga menghasilkan energi gerak yang besar pula di mesin. Panas disini adalah panas yang dihasilkan murni dari ledakan campuran gas bakar, bukan karena gesekan antar komponen didalam ruang bakar. Dengan kata lain panas yang dimaksudkan adalah panas ideal yang dapat dihasilkan dari pembakaran campuran gas bakar dengan energi dari sistem pengapian yang digunakan.

Bagaimana kita mengetahui besarnya energi dari sistem pengapian (pada kasus ini CDI) yang kita gunakan? Besarnya energi ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus dasar untuk menghitung energi kapasitor yaitu : e=1/2*c*v*v. Dimana c adalah besarnya kapasitor yang digunakan (dalam satuan Farad) dan V adalah tegangan yang disimpan di kapasitor tersebut. Misalkan saja kapasitor yang digunakan 1uF dan tegangan yang disimpan 300V maka energi dari kapasitor tersebut dihitung menggunakan rumus tadi adalah 45 mili Joule. Energi inilah yang akan dikirimkan ke busi melalui koil yang kemudian akan digunakan untuk memantik campuran gas di ruang bakar. Oleh karena itu semakin besar energi ini, semakin kuat spark yang dihasilkan oleh busi.

di_spark

Spark energy

Besarnya energi ini biasanya (dan seharusnya) disebutkan pada spesifikasi CDI yang kita gunakan. Kenapa? Karena inilah inti dari CDI itu sendiri, yaitu energi yang dihasilkan. Disinilah kita bisa membandingkan atau memberikan suatu justifikasi bahwa sebuah CDI lebih powerfull dibandingkan CDI lain ataupun CDI bawaan standar pabrikan kendaraan. Namun bagaimana jika spesifikasi dari CDI yang kita gunakan tidak menyebutkan besarnya energi yang dihasilkan? Tentunya produsen CDI yang baik akan memberikan besaran-besaran spesifikasi lain yang digunakan oleh CDInya. Biasanya produsen akan memberikan tegangan output CDI, arus yang dikonsumsi, dan range RPM yang bisa dilayani oleh CDI tersebut. Disini masih ada satu pertanyaan untuk mencari nilai C yang digunakan, karena besarnya energi dihitung dengan nilai C kapasitor sedangkan produsen CDI memang jarang menyebutkan berapa besar C kapasitor yang digunakan.

Bagaimana kita mendapatkan besaran nilai C kapasitor? Tentu saja dengan menggunakan kembali parameter spesifikasi CDI yang diberikan oleh produsen. Dari teori rangkaian listrik pada suatu sistem bahwa jumlah daya yang dikeluarkan  maksimum sama dengan daya input (pada efisiensi 100%), maka kita dapat memperoleh selain nilai C kapasitor juga nilai energi yang digunakan. Daya input dihitung dengan P = V*I, dimana V adalah sumber tegangan untuk mencatu CDI, yaitu baterai (accu) dan I adalah arus dari baterai yang dikonsumsi CDI pada RPM maksimum yang masih dapat dilayani CDI.

Misalkan pada suatu CDI diketahui spesifikasi sebagai berikut :

tegangan kerja : 11 – 14.5 V

konsumsi arus : 0.1 – 0.75 A

tegangan output: 300 V

range RPM : 500 – 20000 rpm

Dari spesifikasi diatas dapat kita peroleh daya input CDI adalah P = 12 * 0.75, hasilnya adalah 9 watt. Disini digunakan V = 12 karena memang baterai (accu) yang umum digunakan di kendaraan (motor) adalah tipe 12 volt.  Arus (I) yang digunakan adalah 0.75 A (arus maksimum dengan acuan spesifikasi di atas) karena arus inilah yang digunakan untuk mengisi kapasitor pada RPM maksimum CDI (20000 rpm). Kenapa menggunakan acuan pada kondisi rpm maksimum? Karena CDI tersebut didisain untuk bekerja pada range RPM rendah- tinggi (500 – 20000 rpm). Semua disain CDI dihitung pada kondisi maksimum agar dapat beroperasi pada range RPM, karena pada RPM maksimum sistem CDI harus mengisi kapasitor sampai tegangan out yang ditentukan (300 V) sebelum satu putaran crankshaft. Karena setiap satu putaran crankshaft pasti tegangan tersebut akan dilepaskan ke koil sebagai akibat posisi sensor yang ditempatkan di magnet. Sehingga pengapian terjadi setiap 360 derajat atau dengan kata lain pengapian terjadi pada langkah kompresi dan langkah buang. Agar kapasitor dapat terisi penuh sebelum sensor mentrigger di semua range RPM maka waktu maksimum untuk mengisi kapasitor harus kurang dari waktu putaran crankshaft pada RPM maksimum. Pada kasus ini waktu pengisian harus < 0.003 detik, yang didapatkan dari rumus T=1/f, dimana f adalah RPM maksimum (20000 rpm = 333,333 Hz).

Dengan daya out CDI yang telah diketahui yaitu 9 watt, dapat kita hitung berapa energi yang dilepaskan oleh CDI. Energi inilah yang menjadi jaminan kualitas CDI yang kita gunakan. Energi ini dihitung dengan rumus P = E/T atau menjadi E = P*T. T disini adalah waktu pada RPM maksimum yaitu 0.003 sekon ( T=1/f, f=333.333Hz). Sehingga diperoleh E = 9*0.003 sama dengan 0.027 Joule. Dengan rumus energi kapasitor maka diperoleh besaran C = 2*E/(V*V) yaitu 0.0000006 Farad atau 0.6 mikro Farad.

capacitor

capacitor

Dengan teori daya, maka daya yang dikeluarkan CDI maksimum sama dengan daya input yaitu 9 watt. Disini diasumsikan efisiensi sistem adalah 100 %. Pada kenyataannya tidak ada sistem yang memiliki efisiensi 100 %. Pada prakteknya efisiensi untuk pembangkitan tegangan tinggi seperti CDI berkisar di 80-85%, namun dengan disain rangkaian dan penggunaan komponen yang baik dapat diperoleh efisiensi 90%. Efisiensi lebih dari 95% belum dapat dicapai dengan teknologi komponen yang ada saat ini. Efisiensi 100% digunakan hanya untuk mempermudah hitungan kita saja, namun untuk hasil perhitungan yang lebih akurat sebaiknya besarnya efisiensi juga harus diperhatikan.

Energi 0.027 Joule diperoleh dengan efisiensi 100%, bagaimana jika efisiensi bukan 100%? Katakanlah desain CDI memiliki efisiensi 85%, maka energi output CDI adalah 0.0229 Joule. Pada mesin bakar ada parameter MIE (Minimum Ignition Energy) atau energi minimum yang dibutuhkan agar mampu membakar gas di dalam ruang bakar. Besarnya MIE ini untuk tipikal mesin 1 silinder adalah 0.020 Joule. Dari sinilah kita bisa mengetahui sebenarnya seberapa baikkah CDI yang kita gunakan. Dari kasus diatas ternyata beda energi CDI hanya sekitar 0.0029 Joule yang artinya sangat kecil. Artinya apakah dengan mengganti CDI dengan yang kita gunakan saat ini telah sesuai dengan ekspektasi?

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa produsen CDI yang baik harus mencantumkan energi dari CDI mereka karena hal inilah yang menjadi jaminan bahwa produk mereka memang bagus. Karena energi CDI ini sangat bergantung pada arus input, maka tak heran jika produsen CDI terkemuka selalu mengeluarkan spesifikasi CDI sesuai dengan keperluannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi “tekor” pada accu yang digunakan. Sebagai contoh, pada aplikasi CDI untuk keperluan harian (daily use) harus dikompensasi antara energi yang digunakan dengan pemakaian arus yang tidak melebihi kapasitas pengisian accu. Contoh lainnya pada aplikasi pengapian untuk drag race. Untuk kasus ini mungkin  saja tidak memperhitungkan berapa arus pengisian accu. Karena pada drag race mesin hanya hidup selama beberapa menit saja dan selama itu pula semua sumber daya yang ada di mesin di explore sebanyak-banyaknya termasuk penggunaan energi CDI sebesar-besarnya dengan arus maksimal dari accu yang digunakan.

Timing pengapian dan setingan lain tentu juga berpengaruh pada hasil akhir performa mesin, namun jika kita lihat dari sisi CDI itu sendiri, energi output lah yang menentukan kualitas CDI. Dengan timing dan setingan lain yang sama, CDI dengan energi yang lebih besar akan menghasilkan performa mesin yang lebih baik.

ignition-timing

contoh timing pengapian

Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin membuat CDI dengan spesifikasi “high energy” namun dengan konsumsi arus yang kecil, dan tentu saja hal ini bertentangan dengan hukum daya. Ingatlah bahwa rumus daya, tegangan, arus  (hukum kekekalan energi) adalah sudah matang alias sudah tidak bisa diutak-atik lagi sehingga semua hitungan dari spesifikasi CDI jelas tidak berbohong.

Demikian penjelasan mengenai CDI yang disampaikan sehingga pengguna bajaj pulsar dapat tercerahkan

Mungkin Bendik jika Pulsar tidak bisa di starter

Apabila anda mempunyai pulsar dan pulsar anda tidak bisa di starter apalagi dengan gejala awalnya masih bisa di starter, setelah di bawa jalan bisa di starter lagi namun agak berat dan parahnya sama sekali tidak terdengar suara starter. Sebelum cek bendik starternya, ada baiknya anda melakukan pengecekan di aki pulsar anda

Relay starter atau bendik merupakan saklar elektromagnetik untuk memutus dan menyambungkan arus listrik yang cukup kuat dari AKI menuju motor starter. Untuk pengetesan apakah bendik starter anda berfungsi apa tidak yaitu dengan melakukan jumper dengan menggunakan obeng dalam keadaan mesin pulsar anda dalam posisi ON. dengan memakai obeng, tempelkan ujung obeng ke salah satu kutubnya dan ujung obeng lainnya ke kutub satunya dari bendik. jika bisa di jumper berarti ada masalah dengan bendik bajaj pulsar anda.

Apabila anda memiliki kendala dengan bendik bajaj pulsar anda dapat segera melakukan pemesanan bendik bajaj pulsar anda sehingga pulsar anda sehat selalu